MIPAESAN STORIES

Minggu, 21 Juli 2013

flexmedia


Saat Nabi Muhammad SAW hidup, tidak ada seorang pun yang pernah melukis wajahnya, dan juga kamera foto belum lagi ditemukan.

Jadi itulah sebenarnya duduk masalahnya. Dan dengan masalah itu sebenarnya kita harus bangga.
Sebab keharaman menggambar wajah nabi SAW justru merupakan bukti otentik betapa Islam sangat menjaga ashalah (originalitas) sumber ajarannya.

Larangan melukis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait dengan keharusan menjaga kemurnian ‘aqidah kaum muslimin.
Sebagaimana sejarah permulaan timbulnya paganisme atau penyembahan kepada berhala adalah dibuatnya lukisan orang-orang sholih, yaitu Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr oleh kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam. Memang pada awal kejadian, lukisan tersebut hanya sekedar digunakan untuk mengenang kesholihan mereka dan belum disembah.

Tetapi setelah generasi ini musnah, muncul generasi berikutnya yang tidak mengerti tentang maksud dari generasi sebelumnya membuat gambar-gambar tersebut, kemudian syetan menggoda mereka agar menyembah gambar-gambar dan patung-patung orang sholih tersebut.

Melukis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilarang karena bisa membuka pintu paganisme atau berhalaisme baru, padahal Islam adalah agama yang paling anti dengan berhala.

Demikian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela kelakuan orang-orang ahli kitab yang mengkultuskan orang-orang sholih mereka dengan membuat gambar-gambarnya agar dikagumi lalu dipuja.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menyerupai mereka :
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud)

Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan Rasul utusan-Nya.” (HR. Ahmad dan Al-Bukhori)

Itulah sebab utama kenapa Umat Islam dilarang melukis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu dalam rangka menjaga kemurnian ‘aqidah tauhid.

Allahu Akbar !!! Allahu Akbar!!!
Wallahu 'alam

KENAPA LUKISAN WAJAH NABI MUHAMMAD TIDAK ADA?

Posting at  16.04  | No comments

flexmedia


Saat Nabi Muhammad SAW hidup, tidak ada seorang pun yang pernah melukis wajahnya, dan juga kamera foto belum lagi ditemukan.

Jadi itulah sebenarnya duduk masalahnya. Dan dengan masalah itu sebenarnya kita harus bangga.
Sebab keharaman menggambar wajah nabi SAW justru merupakan bukti otentik betapa Islam sangat menjaga ashalah (originalitas) sumber ajarannya.

Larangan melukis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait dengan keharusan menjaga kemurnian ‘aqidah kaum muslimin.
Sebagaimana sejarah permulaan timbulnya paganisme atau penyembahan kepada berhala adalah dibuatnya lukisan orang-orang sholih, yaitu Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr oleh kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam. Memang pada awal kejadian, lukisan tersebut hanya sekedar digunakan untuk mengenang kesholihan mereka dan belum disembah.

Tetapi setelah generasi ini musnah, muncul generasi berikutnya yang tidak mengerti tentang maksud dari generasi sebelumnya membuat gambar-gambar tersebut, kemudian syetan menggoda mereka agar menyembah gambar-gambar dan patung-patung orang sholih tersebut.

Melukis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilarang karena bisa membuka pintu paganisme atau berhalaisme baru, padahal Islam adalah agama yang paling anti dengan berhala.

Demikian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela kelakuan orang-orang ahli kitab yang mengkultuskan orang-orang sholih mereka dengan membuat gambar-gambarnya agar dikagumi lalu dipuja.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menyerupai mereka :
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud)

Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan Rasul utusan-Nya.” (HR. Ahmad dan Al-Bukhori)

Itulah sebab utama kenapa Umat Islam dilarang melukis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu dalam rangka menjaga kemurnian ‘aqidah tauhid.

Allahu Akbar !!! Allahu Akbar!!!
Wallahu 'alam

Continue Reading→

0 komentar:

Minggu, 07 Juli 2013

Ilustrasi/1.bp.blogspot
Berikut data Sarana dan Prasarana Gedung (Bangunan) di MI Salafiyatul Ma'muroh Tahun 2013

Data Sarpras Tahun 2013

Posting at  22.34  | No comments

Ilustrasi/1.bp.blogspot
Berikut data Sarana dan Prasarana Gedung (Bangunan) di MI Salafiyatul Ma'muroh Tahun 2013
Continue Reading→

0 komentar:

Ilustrasi/aktualpost.com
Berdasarkan hasil penyerasian berbagai metode hisab, Nahdlatul Ulama (NU) memprediksi awal Ramadhan 1434 H akan jatuh pada hari Rabu 10 Juli 2013. Namun kepastian awal bulan baru akan ditetapkan setelah melakukan rukyat pada Senin, 8 Juli besok.

“Meski menurut prediksi hisab Lajnah Falakiyah PBNU menyatakan bahwa awal Ramadhan 1434 H jatuh pada tanggal 10 Juli 2013, tetapi itu sebatas prediksi. NU tetap menggunakan metode rukyatul hilal atau pengamatan hilal sebagai dasar penentu awal Ramadhan 1434 H,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazali Masroeri di Jakarta, Sabtu (6/7).

Hasil hisab penyerasian yang dilakukan oleh Lajnah Falakiyah PBNU untuk awal Ramadhan 1434 H di markas Jakarta sebagaimana dimuat dalam almanak PBNU tahun 2013 menyebutkan, ijtima’ atau konjungsi akan terjadi pada Senin (8/7/2013) pukul 14:15:13 WIB, tinggi hilal saat dilakukan pengamatan 0o21’45” dengan posisi miring ke selatan, dan hilal akan berada di ufuk selama 3 menit 16 detik.

Berdasarkan data hisab tersebut, sesuai dengan kriteria imkanurrukyat atau visibilitas pengamatan, maka menurut prediksi hisab NU bahwa awal Ramadhan 1434 H akan jatuh pada hari Rabu (10/7/2013).

“Untuk menentukan secara pasti awal Ramadhan, NU akan menyelenggarakan pengamatan hilal di seluruh Indonesia yakni di 90 titik strategis dengan menugaskan 110 pelaksana rukyat bersertifikat nasional yang akan melakukan rukyat bersama para alim ulama, ahli hisab, ahli astronomi, ahli fikih dan warga nahdliyin setempat,” kata Kiai Ghazalie.

Hasil rukyat dari berbagai daerah dilaporkan pada posko Lajnah Falakiyah di kantor PBNU Lt 4, Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, dan kemudian akan disampaikan di sidang itsbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama pada hari yang sama (8/7/2013).

Kemudian setelah dilakukan Sidang Itsbat di Kementerian Agama dan Menteri Agama menetapkan awal bulan, barulah kemudian NU melakukan Ikhbar atau pengumuman resmi mengenai awal Ramadhan 1434 H.

Sumber : NU online

Awal Puasa 1434 H Menurut Prediksi NU

Posting at  21.45  | No comments

Ilustrasi/aktualpost.com
Berdasarkan hasil penyerasian berbagai metode hisab, Nahdlatul Ulama (NU) memprediksi awal Ramadhan 1434 H akan jatuh pada hari Rabu 10 Juli 2013. Namun kepastian awal bulan baru akan ditetapkan setelah melakukan rukyat pada Senin, 8 Juli besok.

“Meski menurut prediksi hisab Lajnah Falakiyah PBNU menyatakan bahwa awal Ramadhan 1434 H jatuh pada tanggal 10 Juli 2013, tetapi itu sebatas prediksi. NU tetap menggunakan metode rukyatul hilal atau pengamatan hilal sebagai dasar penentu awal Ramadhan 1434 H,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazali Masroeri di Jakarta, Sabtu (6/7).

Hasil hisab penyerasian yang dilakukan oleh Lajnah Falakiyah PBNU untuk awal Ramadhan 1434 H di markas Jakarta sebagaimana dimuat dalam almanak PBNU tahun 2013 menyebutkan, ijtima’ atau konjungsi akan terjadi pada Senin (8/7/2013) pukul 14:15:13 WIB, tinggi hilal saat dilakukan pengamatan 0o21’45” dengan posisi miring ke selatan, dan hilal akan berada di ufuk selama 3 menit 16 detik.

Berdasarkan data hisab tersebut, sesuai dengan kriteria imkanurrukyat atau visibilitas pengamatan, maka menurut prediksi hisab NU bahwa awal Ramadhan 1434 H akan jatuh pada hari Rabu (10/7/2013).

“Untuk menentukan secara pasti awal Ramadhan, NU akan menyelenggarakan pengamatan hilal di seluruh Indonesia yakni di 90 titik strategis dengan menugaskan 110 pelaksana rukyat bersertifikat nasional yang akan melakukan rukyat bersama para alim ulama, ahli hisab, ahli astronomi, ahli fikih dan warga nahdliyin setempat,” kata Kiai Ghazalie.

Hasil rukyat dari berbagai daerah dilaporkan pada posko Lajnah Falakiyah di kantor PBNU Lt 4, Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, dan kemudian akan disampaikan di sidang itsbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama pada hari yang sama (8/7/2013).

Kemudian setelah dilakukan Sidang Itsbat di Kementerian Agama dan Menteri Agama menetapkan awal bulan, barulah kemudian NU melakukan Ikhbar atau pengumuman resmi mengenai awal Ramadhan 1434 H.

Sumber : NU online
Continue Reading→

0 komentar:

Kemah Idul Adha 1432 H

Posting at  21.13  | No comments

Continue Reading→

0 komentar:

Pesta Siaga Tahun 2012

Posting at  21.09  | No comments

Continue Reading→

0 komentar:

Jalan-jalan Kelas 6 Tahun Pelajaran 2010/2011

Posting at  21.06  | No comments

Continue Reading→

0 komentar:

Darmawisata Kelas 6 Tahun Pelajaran 2012/2013

Posting at  20.47  | No comments

Continue Reading→

0 komentar:

Copyright © 2013 MIPAESAN. Designed by Marco Lau Santosa and Muh Kholil
Support : IKLAN BARIS NAREMA | NAREMAgarskin by NAREMAstore.com | MLSblog.us
Converted by BloggerTheme9.
Powered by NAREMAjasa.com.
Hosted by NAREMAhosting.com.